Wednesday, March 26, 2008

Book on the Street

Buku di toko buku? Di perpustakaan? Di rak rumah? Udah biasa! Kalau buku turun ke jalan, bagaimana jadinya? Tengok jawabannya dalam rangkaian acara menjelang perayaan World Book Day Indonesia 2008.

Forum Indonesia Membaca akan meramaikan Hari Bebas Kendaraan Bermotor bulan ini, yaitu Minggu, 30 Maret 2008 mulai pukul 07.00 di Jalur Cepat Jalan Sudirman.

Sambil berolahraga, pilih sendiri kegiatan yang menarik buat Anda:

  1. Story Teller Idol (untuk anak-anak)

Pilih tukang cerita yang kau suka, lalu dengar dan lihat aksinya. Atau anda orang dewasa yang ingin menguji kemampuan bercerita? Silakan mendaftarkan diri menjadi tukang cerita “Story Teller Idol” di lokasi kegiatan.

  1. Library Clinic

Tidak ada yang tidak mungkin. Keluarga pun bisa membuat perpustakaan. Konsultasikan kesulitan anda dalam merancang perpustakaan keluarga dengan praktisi perpustakaan yang cukup berpengalaman.

  1. Lomba Permainan Tradisional

Permainan masa kecil tak mungkin dilupakan, namun masih setangguh dulukah Anda? Coba uji kemampuan Anda bermain Kripik Jengkol, gobak sodor, engklek, congklak, bekel, domikado. Kemampuan bermain Anda akan diuji bersama anak-anak.

  1. Workshop Origami

Olahraga yang tidak memeras keringat, namun memeras pikiran. Saatnya senam jari senam otak, dengan origami jadi apa tebak?

Ayo pilih sendiri bentuk yang Anda inginkan!!

  1. Pesulap Jalanan

Pustakawan dan pesulap, Edi Rumah Baca Kwartet, akan mengejutkan perjalanan Anda dengan kebohongan-kebohongan yang menakjubkan. Dan bersiap-siaplah untuk merasa menjadi orang paling bodoh karena mempercayai sulap!


Jangan takut tidak dapat apa-apa di Book on the Street. “Kantong Nenek Grondong” berisi berbagai hadiah yang dapat Anda pilih kalau Anda beruntung dalam salahsatu kegiatan di atas. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mampir dalam “Book on the Street”.


Salam Literasi,

Panitia World Book Day Indonesia 2008

www.worldbookdayindonesia.blogspot.com

SEKILAS TENTANG PENYELENGGARAAN WORLD BOOK DAY INDONESIA

Festival World Book Day yang dirancang oleh UNESCO sebagai sebuah perayaan buku dan literasi yang mendunia telah dimulai pelaksanaannya di Indonesia sejak tahun 2006 oleh Forum Indonesia Membaca. Perayaan ini merupakan bentuk penghargaan dan kemitraan antara pengarang, penerbit, distributor, organisasi perbukuan, komunitas–komunitas literasi dan taman bacaaan masyarakat yang semuanya bekerja sama mempromosikan buku dan literasi sebagai bentuk pengayaan diri dan meningkatkan nilai–nilai sosial budaya kemanusiaan. Secara umum, tujuan diselenggarakannya World Book Day Indonesia sebagai sebuah world event adalah untuk menyemangati masyarakat, terutama kalangan anak–anak untuk mengeksplorasi manfaat dan kesenangan yang bisa didapat dari buku dan membaca.

Forum Indonesia Membaca (FIM), sebuah organisasi kemasyarakatan yang berkonsentrasi di aktivitas literasi, berupaya membuka ruang partisipasi seluas–luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca. Kesuksesan mengadakan World Book Day Indonesia sejak tahun 2006 dan banyaknya animo dari komunitas literasi, taman bacaan masyarakat (TBM), berbagai komunitas hobi, penerbit buku dan masyarakat umum maka di FIM bergandengan tangan dengan lebih banyak komunitas dan mitra di banyak kota di Indonesia, berupaya agar World Book Day Indonesia menjadi sebuah tradisi festival yang bertujuan untuk merayakan buku dan literasi serta membuka partisipasi masyarakat sebesar–besarnya dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya buku dan membaca, serta mengapresiasi dunia perbukuan itu sendiri.

Meningkatnya animo masyarakat terhadap kegiatan World Book Day Indonesia mendorong tumbuh kembangnya ide dan gagasan baru dalam setiap pelaksanaan kegiatan festival. Bila Penyelenggaraan festival tahun 2006 difokuskan pada 3 (tiga) zona kegiatan yaitu Panggung utama, zona Anak dan Remaja serta zona Dewasa dengan berbagai macam workshop, talkshow mau pameran komunitas dan TBM sedangkan pada tahun 2007 – 2008 selain acara temu komunitas maka dimulai tradisi wisata/tur literasi ke perpustakaan dan museum. Sebagai bentuk apresiasi terhadap sekolah – sekolah yang terlibat dalam festival di tahun – tahun sebelumnya maka sejak tahun 2009 dimulai program WBD Goes to School yang mendekatkan gairah membaca dan menulis sedari dini kepada para pelajar serta diikuti oleh puluhan sekolah tidak hanya di wilayah Jabodetabek namun hingga ke Jawa Barat. Setelah 4 tahun penyelenggaraan festival maka sebagai bentuk partisipasi masyarakat memotret gairah membaca di lingkungan sekitarnya maka di tahun 2010 digelar program pengumpulan foto Kepergok Membaca dimana 100 karya terpilih akan dipamerkan tidak hanya di WBD namun juga di sepanjang tahun dimana FIM mengikuti atau menyelenggarakan kegiatan – kegiatannya. Selain pameran foto digelar pula Gerakan Hibah Buku Nasional yang membantu lebih dari 10 komunitas dan TBM untuk meningkatkan akses mereka terhadap bahan bacaan berkualitas. Gairah penyelenggaraan WBD 2010 tak hanya dirasakan oleh komunitas – komunitas di wilayah Jabodetabek semata namun juga merambah ke sejumlah kota di Indonesia yang turut menggelar perayaan ini antara lain Bandung, Bojonegoro dan Surabaya. Selain tema tahunan festival yang terkait satu dengan lainnya maka program festival tahun 2011 merupakan pengembangan dari kegiatan tahun sebelumnya dan akan didukung lebih banyak komunitas yang bahkan telah memastikan keikutsertaannya jauh sebelum kerangka besar program dikemas.