Monday, March 31, 2008

Reading group prepares for World Book Day events

Reading group prepares for World Book Day events

Agnes Winarti , The Jakarta Post , Jakarta | Mon, 03/31/2008 10:45 AM | City

Book lovers' and community Forum Indonesia Membaca presented the Book on the Street event in Central Jakarta on Sunday to inform residents of the upcoming event celebrating World Book Day on Apr. 23.

Sunday's event was organized by the forum, in support of the local literacy movement, in conjunction with Car Free Day on Jl. Jendral Sudirman.

"Teachers, schoolchildren and community library caretakers took part in the event, which basically was a warm-up program for the main event, Indonesian World Book Day," Forum Indonesia Membaca program director Dessy Sekar Astina said.

Housewife Neneng was among several women who came to the gathering with their children from Pondok Pinang in South Jakarta.

"My son's teacher invited us to the event," Neneng said.

Another participant, traditional herbal drink seller Kiswanti, said books had played an important part in her life. She has even built a library with around 3,000 books at her drinks kiosk.

"My parents could not to pay for higher education for me, but they did teach me while money will come and go, an education lasts a lifetime."

The forum brought books and toys for children to attract visitors. While some came for the books, others were attracted by the toys.

"When I saw they were spinning gasing, I rushed to join in because the game reminds me of my early days," a visitor, Ponco, said.

Forum Indonesia Membaca used Sunday's program to introduce their upcoming Indonesian World Book Day event, to be held from April 23 to 27 at Bank Mandiri Museum in Kota, West Jakarta.

This year's Indonesian World Book Day will focus on the theme "Literacy Changes Lives".

Forum Indonesia Membaca has celebrated Indonesian World Book Day since 2006. The next event, prior to the main celebration, will be Book in the Park, on April 7.

"We are still deciding on the park. Probably Menteng Park or Monas. We will announce the location on our blog," Dessy said.

World Book Day has been promoted by UNESCO since 1995, to show appreciation to authors, publishers, book distributors and book-lover communities around the world for their efforts in promoting literacy.

Further information: http://www.worldbookdayindonesia.blogspot.com/

SEKILAS TENTANG PENYELENGGARAAN WORLD BOOK DAY INDONESIA

Festival World Book Day yang dirancang oleh UNESCO sebagai sebuah perayaan buku dan literasi yang mendunia telah dimulai pelaksanaannya di Indonesia sejak tahun 2006 oleh Forum Indonesia Membaca. Perayaan ini merupakan bentuk penghargaan dan kemitraan antara pengarang, penerbit, distributor, organisasi perbukuan, komunitas–komunitas literasi dan taman bacaaan masyarakat yang semuanya bekerja sama mempromosikan buku dan literasi sebagai bentuk pengayaan diri dan meningkatkan nilai–nilai sosial budaya kemanusiaan. Secara umum, tujuan diselenggarakannya World Book Day Indonesia sebagai sebuah world event adalah untuk menyemangati masyarakat, terutama kalangan anak–anak untuk mengeksplorasi manfaat dan kesenangan yang bisa didapat dari buku dan membaca.

Forum Indonesia Membaca (FIM), sebuah organisasi kemasyarakatan yang berkonsentrasi di aktivitas literasi, berupaya membuka ruang partisipasi seluas–luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca. Kesuksesan mengadakan World Book Day Indonesia sejak tahun 2006 dan banyaknya animo dari komunitas literasi, taman bacaan masyarakat (TBM), berbagai komunitas hobi, penerbit buku dan masyarakat umum maka di FIM bergandengan tangan dengan lebih banyak komunitas dan mitra di banyak kota di Indonesia, berupaya agar World Book Day Indonesia menjadi sebuah tradisi festival yang bertujuan untuk merayakan buku dan literasi serta membuka partisipasi masyarakat sebesar–besarnya dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya buku dan membaca, serta mengapresiasi dunia perbukuan itu sendiri.

Meningkatnya animo masyarakat terhadap kegiatan World Book Day Indonesia mendorong tumbuh kembangnya ide dan gagasan baru dalam setiap pelaksanaan kegiatan festival. Bila Penyelenggaraan festival tahun 2006 difokuskan pada 3 (tiga) zona kegiatan yaitu Panggung utama, zona Anak dan Remaja serta zona Dewasa dengan berbagai macam workshop, talkshow mau pameran komunitas dan TBM sedangkan pada tahun 2007 – 2008 selain acara temu komunitas maka dimulai tradisi wisata/tur literasi ke perpustakaan dan museum. Sebagai bentuk apresiasi terhadap sekolah – sekolah yang terlibat dalam festival di tahun – tahun sebelumnya maka sejak tahun 2009 dimulai program WBD Goes to School yang mendekatkan gairah membaca dan menulis sedari dini kepada para pelajar serta diikuti oleh puluhan sekolah tidak hanya di wilayah Jabodetabek namun hingga ke Jawa Barat. Setelah 4 tahun penyelenggaraan festival maka sebagai bentuk partisipasi masyarakat memotret gairah membaca di lingkungan sekitarnya maka di tahun 2010 digelar program pengumpulan foto Kepergok Membaca dimana 100 karya terpilih akan dipamerkan tidak hanya di WBD namun juga di sepanjang tahun dimana FIM mengikuti atau menyelenggarakan kegiatan – kegiatannya. Selain pameran foto digelar pula Gerakan Hibah Buku Nasional yang membantu lebih dari 10 komunitas dan TBM untuk meningkatkan akses mereka terhadap bahan bacaan berkualitas. Gairah penyelenggaraan WBD 2010 tak hanya dirasakan oleh komunitas – komunitas di wilayah Jabodetabek semata namun juga merambah ke sejumlah kota di Indonesia yang turut menggelar perayaan ini antara lain Bandung, Bojonegoro dan Surabaya. Selain tema tahunan festival yang terkait satu dengan lainnya maka program festival tahun 2011 merupakan pengembangan dari kegiatan tahun sebelumnya dan akan didukung lebih banyak komunitas yang bahkan telah memastikan keikutsertaannya jauh sebelum kerangka besar program dikemas.