Friday, April 29, 2011

Ketentuan dan Fasilitas Pameran Komunitas

Ketentuan dan Fasilitas Pameran Komunitas
1.    Stand komunitas digunakan hanya untuk memamerkan segala informasi mengenai kegiatan komunitas yang bersangkutan.
2.    Komunitas tidak diperkenankan melakukan kegiatan jual-beli kecuali merchandise atau barang lain yang diproduksi dari komunitas yang bersangkutan.
3.    Fasilitas yang disediakan panitia antara lain:
  • stand dengan ukuran 3x1 m, 2x2 m  atau 3 x 2 m
  • Tiang partisi stand (kiri, kanan, belakang) dengan tinggi 2 m
  • meja 1 buah
  • kursi 2 buah
4.    Penempatan stand dan teknis lainnya akan dijelaskan pada saat Technical Meeting (Sabtu, 7 Mei 2011 pukul 10.00 WIB).
5.    Komunitas yang mendaftarkan diri, namun tidak hadir dalam Technical Meeting, maka dianggap mengundurkan diri.

6. Peserta harus mengamankan barang masing-masing baik di stand atau saat acara komunitas, meskipun panitia menyediakan petugas keamanan.
7. Peserta stand wajib hadir 30 menit sebelum acara perayaan World Book Day Indonesia 2011 dibuka setiap harinya.
8. Komunitas yang mengadakan acara wajib mengkonfirmasikan acaranya ke panitia yang ditunjuk 30 menit sebelum acara.
9. Peserta komunitas dilarang melakukan kegiatan (memajang alat promosi atau mengadakan kegiatan insidental) di luar ruang lingkup komunitas masing-masing.
10. Peserta komunitas dilarang melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan peserta atau acara lain.
11. Panitia berhak menegur dan memberikan sanksi kepada peserta komunitas yang melanggar ketentuan.
12. Peserta hanya boleh menggunakan lakban kertas atau tali untuk memajang informasi di stand masing-masing (selotip plastik dilarang sebagai perekat didalam stand) .
13. Setiap komunitas wajib menjaga kebersihan di seluruh area acara dan kantong plastik dilarang digunakan sebagai pembungkus jika komunitas berjualan marchandise.
14. Hal-hal yang belum diatur di atas, akan ditentukan kemudian oleh panitia dan akan dibicarakan kembali pada saat technical meeting.

 

No comments:

SEKILAS TENTANG PENYELENGGARAAN WORLD BOOK DAY INDONESIA

Festival World Book Day yang dirancang oleh UNESCO sebagai sebuah perayaan buku dan literasi yang mendunia telah dimulai pelaksanaannya di Indonesia sejak tahun 2006 oleh Forum Indonesia Membaca. Perayaan ini merupakan bentuk penghargaan dan kemitraan antara pengarang, penerbit, distributor, organisasi perbukuan, komunitas–komunitas literasi dan taman bacaaan masyarakat yang semuanya bekerja sama mempromosikan buku dan literasi sebagai bentuk pengayaan diri dan meningkatkan nilai–nilai sosial budaya kemanusiaan. Secara umum, tujuan diselenggarakannya World Book Day Indonesia sebagai sebuah world event adalah untuk menyemangati masyarakat, terutama kalangan anak–anak untuk mengeksplorasi manfaat dan kesenangan yang bisa didapat dari buku dan membaca.

Forum Indonesia Membaca (FIM), sebuah organisasi kemasyarakatan yang berkonsentrasi di aktivitas literasi, berupaya membuka ruang partisipasi seluas–luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca. Kesuksesan mengadakan World Book Day Indonesia sejak tahun 2006 dan banyaknya animo dari komunitas literasi, taman bacaan masyarakat (TBM), berbagai komunitas hobi, penerbit buku dan masyarakat umum maka di FIM bergandengan tangan dengan lebih banyak komunitas dan mitra di banyak kota di Indonesia, berupaya agar World Book Day Indonesia menjadi sebuah tradisi festival yang bertujuan untuk merayakan buku dan literasi serta membuka partisipasi masyarakat sebesar–besarnya dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya buku dan membaca, serta mengapresiasi dunia perbukuan itu sendiri.

Meningkatnya animo masyarakat terhadap kegiatan World Book Day Indonesia mendorong tumbuh kembangnya ide dan gagasan baru dalam setiap pelaksanaan kegiatan festival. Bila Penyelenggaraan festival tahun 2006 difokuskan pada 3 (tiga) zona kegiatan yaitu Panggung utama, zona Anak dan Remaja serta zona Dewasa dengan berbagai macam workshop, talkshow mau pameran komunitas dan TBM sedangkan pada tahun 2007 – 2008 selain acara temu komunitas maka dimulai tradisi wisata/tur literasi ke perpustakaan dan museum. Sebagai bentuk apresiasi terhadap sekolah – sekolah yang terlibat dalam festival di tahun – tahun sebelumnya maka sejak tahun 2009 dimulai program WBD Goes to School yang mendekatkan gairah membaca dan menulis sedari dini kepada para pelajar serta diikuti oleh puluhan sekolah tidak hanya di wilayah Jabodetabek namun hingga ke Jawa Barat. Setelah 4 tahun penyelenggaraan festival maka sebagai bentuk partisipasi masyarakat memotret gairah membaca di lingkungan sekitarnya maka di tahun 2010 digelar program pengumpulan foto Kepergok Membaca dimana 100 karya terpilih akan dipamerkan tidak hanya di WBD namun juga di sepanjang tahun dimana FIM mengikuti atau menyelenggarakan kegiatan – kegiatannya. Selain pameran foto digelar pula Gerakan Hibah Buku Nasional yang membantu lebih dari 10 komunitas dan TBM untuk meningkatkan akses mereka terhadap bahan bacaan berkualitas. Gairah penyelenggaraan WBD 2010 tak hanya dirasakan oleh komunitas – komunitas di wilayah Jabodetabek semata namun juga merambah ke sejumlah kota di Indonesia yang turut menggelar perayaan ini antara lain Bandung, Bojonegoro dan Surabaya. Selain tema tahunan festival yang terkait satu dengan lainnya maka program festival tahun 2011 merupakan pengembangan dari kegiatan tahun sebelumnya dan akan didukung lebih banyak komunitas yang bahkan telah memastikan keikutsertaannya jauh sebelum kerangka besar program dikemas.